Sonia Nurdahlia J1C111018
PENGARUH KOMUNITAS TERHADAP PROSES
EKOSISTEM
Arti komunitas berasal dari
bahasa latin communitas yang berasal
dari kata dasar communis yang artinya
masyarakat, publik, atau banyak orang. Jadi, komunitas adalah seuimpulan
organisme yang hidup dan saling berinteraksi di daerah tertentu, umumnya
memiliki ketertarikan yang sama. Sedangkan ekosistem merupakan suatu sistem
ekologi yang terbentuk oleh hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan
lingkungannya (Soemarwoto, 1983). Tingkatan organisme ini dikatakan sebagai
suatu sistem karena memiliki komponen-komponen dengan fungsi berbeda yang
dikoordinasi secara baik sehingga masing-masing komponen terjadi hubungan timba
balik. Hubungan timbal balik terwujudkan dalam rantai makanan dan jarring
makanan yang setiap proses ini terjadi aliran energi dan siklus meteri.
Karakter dan keanekaragaman atau
organisme dan interaksinya di komunitas sangat mempengaruhi proses ekosistem. Karakter
spesies berinteraksi dengan lingkungan fisik untuk mengatur proses-proses ekosistem.
Ekosistem alam saat ini mengalami perubahan besar dalam keanekaragaman jenis
dan karakter spesies dominan. Jumlah, kelimpahan relatif, identitas, dan
interaksi spesies semua mempengaruhi proses ekosistem. Konsekuensi fungsional
dari perubahan dalam keragaman tergantung pada jumlah spesies yang ada
(kekayaan spesies), kelimpahan relatif (spesies uniformitas), identitas spesies
yang hadir (komposisi spesies), interaksi di antara spesies dan variasi
temporal dan spasial dalam sifat ini. Interaksi spesies mengatur sifat-sifat
yang diungkapkan paling jelas dalam ekosistem (Chapin, Matson, and Mooney, 2002).
Gambar 1. Kebakaran Hutan Merusak Keseimbangan Ekosistem |
Spesies memiliki efek ekosistem yang kuat ketika
mengubah kontrol interaktif, merupakan faktor-faktor umum yang secara langsung
mengatur proses-proses ekosistem. Karakter spesies mempengaruhi pasokan
membatasi sumber daya yang memiliki dampak besar. Perbedaan spesies pada
kualitas sampah memperbesar perbedaan tempat untuk kesuburan tanah. Spesialisasi
phenological dapat meningkatkan pengumpulan sumber daya.
Efek spesies pada iklim mikro berpengaruh paling
kuat dalam proses ekosistem pada lingkungan ekstrim. Efek spesies air dan
pertukaran energi dapat mempengaruhi iklim regional. Gangguan organisme dapat
mengubah kawasan atau daerah, mengubah keseimbangan dan proses nonequilibrium.
Memodifikasi interaksi spesies berdampak pada individu spesies dalam proses
ekosistem. Interaksi spesies Mutualistic berkontribusi langsung pada proses
ekosistem esensial. Spesies yang mengubah dinamika trophic dapat memiliki
dampak ekosistem yang besar. Banyak efek spesies pada ekosistem tidak langsung
dan tidak mudah diprediksi.
Keragaman dalam jenis fungsional dapat
meningkatkan efisiensi penggunaan sumber daya dan retensi di ekosistem. Plot
yang lebih beragam bisa menggunakan lebih banyak sumber daya karena telah
melengkapi spesies dengan pola penggunaan sumber daya; spesies mungkin berbeda
dalam jenis sumber daya, lokasi akar, atau waktu pengambilan. Keragaman spesies
yang serupa fungsionalnya menstabilkan proses ekosistem dalam menghadapi
variasi temporal lingkungan. Keanekaragaman menyediakan jaminan terhadap
perubahan yang berfungsi di bawah kondisi ekstrim atau baru. Perbedaan dalam
respon lingkungan fungsional di antara spesies yang berbeda dapat menekankan
perubahan ekosistem.
Keragaman spesies Bumi
berubah cepat karena seringnya spesies punah (baik lokal maupun global), dan
perubahan dalam kelimpahan. Kita mulai memahami konsekuensi perubahan ekosistem
ini. Banyak karakter
spesies yang sangat mempengaruhi proses ekosistem melalui efek pada pasokan
atau omset yang membatasi sumber daya, iklim mikro, dan gangguan kawasan. Dampak
dari karakter
spesies dalam proses ekosistem tergantung pada kelimpahan suatu spesies,
kesamaan fungsionalnya dengan spesies lain dalam komunitas, dan interaksi
spesies yang mempengaruhi ekspresi pada skala ekosistem. Keragaman ekologis
penting jika mengarah pada penggunaan sumber daya komplementer oleh berbagai
spesies atau meningkatkan probabilitas tertentu termasuk spesies dengan efek
ekologis. Spesies fungsional yang sama umumnya berbeda dalam responsnya
terhadap lingkungan, keragaman dalam jenis fungsional dapat menstabilkan proses
ekosistem dalam menghadapi variasi temporal atau arah perubahan lingkungan.
Efek spesies yang berbeda secara fungsional ke ekosistem dapat mempercepat laju
perubahan ekosistem. Efek spesies pada proses ekosistem menyebabkan perubahan
komposisi spesies atau keanekaragaman ekosistem cenderung mengubah fungsi
spesies, meskipun sifat dari perubahan ini seringkali sulit diprediksi.
Dengan demikian, komunitas dapat
dideskripsikan berdasarkan empat cara yaitu: 1) secara fisik oleh batasan
habitat; 2) secara taksonomi oleh identitas spesies indikator; 3) secara
interaksi oleh keberadaan interaksi yang kuat antarspesies; dan 4) secara
statistik oleh pola asosiasi antarspesies. Pola-pola efek komunitas pada proses
ekosistem menyebabkan perubahan komposisi spesies dan keanekaragaman ekosistem.
Efek spesies yang berbeda secara fungsional ke ekosistem dapat mempercepat laju
perubahan ekosistem.
DAFTAR PUSTAKA
Chapin, F.S.
III, E.S. Zaveleta, V.T. Eviner, R.L. Naylor, P.M. Vitousek, S. Lavorel, H.L.
Reynolds, D.U. Hooper, O.E. Sala, S.E. Hobbie, M.C. Mack, and S. Diaz. 2000. Consequences
of changing biotic diversity. Nature 405:234–242.
Frost,T.M., S.R. Carpenter,A.R.
Ives, and T.K. Kratz. 1995. Species compensation and complementarity in
ecosystem function. Pages 224–239 in C.G. Jones, and J.H. Lawton,
editors. Linking Species and Ecosystems.
Chapman &
Hall, New York. Johnson, K.G., K.A. Vogt, H.J. Clark, O.J. Schmitz, and D.J.
Vogt. 1996. Biodiversity and the productivity and stability of ecosystems. Trends
in Ecology and Evolution 11:372–377.
Lawton, J.H., and C.G. Jones.
1995. Linking species and ecosystems: Organisms as ecosystem engineers. Pages
141–150 in C.G. Jones, and J.H. Lawton, editors. Linking Species and
Ecosystems.
Chapman &
Hall, New York. Power, M.E., D. Tilman, J.A. Estes, B.A. Menge, W.J. Bond, L.S.
Mills, G. Daily, J.C. Castilla, J. Lubchenco, and R.T. Paine. 1996. Challenges
in the quest for keystones. BioScience 46:609–620.
Vandermeer, J.
1995. The ecological basis of alternative agriculture. Annual Review of
Ecology and Systematics 26:201–224. Vitousek, P.M. 1990. Biological
invasions and ecosystem processes: Towards an integration of population biology
and ecosystem studies. Oikos 57:7–13.
Walker, B.H.
1995. Conserving biological diversity through ecosystem resilience. Conservation
Biology 9:747–752. Wilson, J.B., and D.Q. Agnew. 1992. Positivefeedback switches
in plant communities. Advances in Ecological Research 23:263–336.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar